“ Dan jika kami rasakan kepada manusia suatu rahmat(nikmat) dari kami, kemudian rahmat itu kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidakberterima kasih. Dan jika kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, “Telah hilang bencana-bemcana itu daripadaku”; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga. Kecuali orang-orang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh;mereka itu memperoleh ampunan dan pahala yang besar .”(QS.Hud:9-11)
Beberapa factor agar seorang mukmin ridha terhadap ujjian:
1. Berserah diri (kepada Allah)
2. Keyakinan yang mantap bahwa tidak ada penggantian terhadap kalimat Allah yang bersifat kodrati dan syar’i.
“Sekiranya engkau mempunyai emas segunung Uhud atau laksana gunung Uhud yang engkau infakkan di jalan Allah, maka Allah tidak akan menerimanya darimu hingga engkau beriman terhadap takdir dan mengetahui bahwa apa yang menimpamu tidak untuk menyalahkanmu dan apa yang mengenaimu bukan untuk memberimu bencana.” (HR. Ahmad)
3. Hendaknya seorang mukmin menyadari bahwa dirinya hanyalah seorang hamba sedang Rabbnya adalah yang berbelas kasih, yang adil,dll.
4. Hendaknya dia menyadari bahwa dirinya adlah seorang muslim
5. Kekasih yang jujur adalah orang yang ridha terhadap apa-apa yang dengannya kekasihnya tersebut memperlakukan dirinya.
“Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah:165)
6. Seorang mukmin adalah orang yang mengetahui Rabbnya, berbaik sangka terhadap-Nya, dan tidak menyalahkan-Nya atas takdir –takdir yang berlaku atas dirinya.
“Yang merasakan manisnya iman adalah orang yang ridha terhadap Allah sebagai Rabb, islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai utusan.”(HR.Muslim)
7. Setiap takdir yang tidak disukai dan dicocoki oleh seorang hamba, tidak terlepas dari dua hal.
8. Pada asalnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal perperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.”(QS.Al-baqarah:216)
9. Allah SWT sendirilah yang telah menciptakan kita, padahal kita diwaktu itu belum ada sama sekali.
“ Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu.” (QS. Ali-Imran:128)
10. Pahala itu sesuai dengan jenis amalannya
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan, (akan mendapat) syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan mendapat tempat-tempat yang bagus di surge ‘And. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar, itu adalah keberuntungan yang besar.”(QS. At-Taubah:72)
- Ridha adalah penyelisihan jiwa terhadap hawa nafsunya,tabiatnya, dan keinginannya, sehingga ia menjadi tenang.
“Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-nya.”(QS.Al-Fajr:27-28)
11. Sikap seorang hamba dari ujian kesusahan yang dia alami adlah berupa (yang ada) ridha dan murka.
12. Jika seorang hamba ridha terhadap ujian kesusahan,niscaya ujian itu akan berubah menjadi nikmat dan anugerah bagi dirinya.
13. Kehidupan yang baik adalah kebahagiaan, kegembiraan, dan kesenangan serta ketentraman hati.
14. Apabila keridhaan itu membutuhkan rasa syukur, maka kemurkaan itu membuahkan kekufuran terhadap nikmat. Sabda Rasulullah saw saat anaknya Ibrahim meninggal:” Maka kami menangis dan hati bersedih,namun kami tidak berucap kecuali apa yang diridhai Rabb kami.”( Diriwayatkan dari Anas bin Malik)
15. Suatu hal yang maklum, bahwasannya ketamakan dan kerakusan terhadap dunia merupakan salah satu wabah terganas yang merusak agama seorang hamba.
16. Suatu hal yang maklum, bahwasannya ketamakan dan kerakusan terhadap dunia merupakan salah satu wabah terganas yang merusak agama seorang hamba.