Ketahuilah hal tersebut niscaya dengan pertolongan Allah SWT anda akan terpimpin

1.   Pembicaraan Yang Tidak Berguna

Ketahuilah bahwa sebaik-baik keadaan anda adalah menjaga lidah Anda dari semua penyakit  seperti ghibah, namimah, dusta, debat dan lainnya. Kemudian anda berbicara dengan hal yang mubah, yang tidak berbahaya bagi diri anda dan orang muslim lainnya sama sekali. tetapi jika anda berbicara sesuatu yang tidak anda perlukan dan tidak bermanfaat bagi anda, maka berarti anda menyia-nyiakan waktu, anda akan dihisab atau perbuatan lidah anda dan berarti anda telah mengganti yang lebih baik dengan yang lebih rendah.

Rasulullah SAW bersabda: “Termasuk tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.”

2.   Berlebihan dalam Berbicara

Hal ini juga tercela. ia meliputi pembicaraan yang tidak bermanfaat dan menambah pembicaraan yang bermanfaat hingga melebihi keperluan. Karena orang yang berkepentingan terkadang cukup dengan pembicaraan yang singkat dan terkadang perlu pengulangan.

Atha’ bin Abu Rabah berkata, “Orang-orang sebelum kalian tidak menyukai bicara berlebihan. Mereka menganggap selain Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah saw, atau selain amar ma’ruf dan nahi mungkar, sebagai kelebihan pembicaraan.”

Nabi SAW bersabda: “Berbahagialah orang yang dapat menahan kelebihan lidahnya dan menginfaqkan kelebihan hartanya.”

3.   Melibatkan Diri Dalam Pembicaraan yang Batil

Yaitu pembicaraan tentang berbagai kemaksiatan, seperti menceritakan ihwal perempuan, warung-warung minuman keras, tempat-tempat kesenangan orang-orang fasiq dan orang-orang kaya, kediktatoran para raja dan acara-acara mereka yang tercela. Semua itu hal yang tidak boleh diperbincangkan, yakni haram.

Nabi SAW bersabda: “Orang yang paling besar dosanya pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak melibatkan diri dalam pembicaraan yang batil.”

Firman Allah SWT: ” Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain.”(an-Nisa’:140)

4.   Perbantahan dan Perdebatan

Perbantahan adalah sesuatu yang dilarang. Celaan tentang perbantahan ini terlalu banyak untuk disebutkan. Definisi Perbantahan ialah setiap sanggahan terhadap pembicaraan orang lain dengan menampakkan ketimbangan di dalamnya, baik menyangkut lafazh, makna atau maksud pembicara. Meninggalkan perbantahan adalah dengan meninggalkan pengingkaran dan sanggahan.

Malik bin Anas berkata: “Perbantahan ini tidak termasuk ajaran agama sama sekali. Perbantahan membuat hati kesat dan menimbulkan kebencian

Sedangkan Perdebatan ialah tujuan menyerang orang lain dan melemahkannya dengan menghujat pembicaraannya dan menamakannya sebagai pembicaraan yang lemah dan bodoh.

Nabi SAW bersabda:”Tidaklah sesat suatu kaum setelah Allah SWT menunjuki mereka kecuali mereka melakukan perdebatan.

Motivasi yang menggerakkan penyakit ini adalah rasa superioritas dengan menampakkan ilmu dan keunggulan disertai serangan terhadap orang lain dengan menampakkan kekurangannya, kedua hal ini adalah syahwat batin dan jiwa

Sedangkan Terapinya ialah dengan menghancurkan kesombongan yang menjadi pendorong untuk menampakkan keunggulannya itu, dan menghancurkan kebinatangannya yang mendorong untuk mencari kekurangan orang lain. Sesungguhnya terapi setiap penyakit ialah dengan menghilangkan penyebabnya.

5.   Pertengkaran

Ini juga tercela. Ia lebih berat dari perbantahan dan perdebatan.Pertengkaran ialah bersikeras dalam pembicaraan untuk mendapatkan harta atau hak yang direncanakan. Hal ini terkadang muncul sejak awal dan terkadang muncul secara tiba-tiba.

Aisyah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang paling dibenci  Allah adalah orang yang paling keras dalam pertengkara.” (Diriwayatkan oleh Bukhari)

6.   Memaksakan Bersajak dan Membuat-buat Kefasikan

Yakni mengeluarkan kata-kata dari kerongkongan dengan memaksakan bersajak, membuat-buat kefasihan dan mengada-ada dengan membuat berbagai perumpamaan, pengantar dan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang biasa membuat retorika.

Nabi SAW bersabda:” Aku dan orang-orang yang bertaqwa di kalangan ummatku berlepas diri dari mengada-ada ( dalam pembicaraan).”

7.   Berkata Keji, Jorok dan Cacian

Ia tercela dan dilarang, karena menjadi sumber keburukan dan kehinaan.

Nabi SAW bersabda:” Jahuilah kekejian, karena Allah tidak menyukai kekejian dan membuat-buat kekejian.”

Rasulullah SAW melarang orang-orang yang mencaci-maki orang-orang  musyrik yang terbunuh di perang Badar seraya bersabda: ” Janganlah kalian mencaci-maki mereka, karena sesungguhnya sesuatu yang kalian ucapkan tidak mengenai mereka sedangkan kalian mengakiti orang-orang yang masih hidup. Ingatlah sesungguhnya perkataan yang kotor itu adalah kehinaan.”

8.   Melaknati

Baik melaknati binatang, benda mati atau manusia semua itu adalah tercela. Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian saling melaknati dengan laknat Allah dan jangan pula dengan kemurkaan-Nya atau neraka Jahannam.”

Laknat berarti pengusiran dan penjahuan dari Allah. Hal ini tidak boleh kecuali orang yang memiliki sifat yang dapat menjauhkannya dari Allah yaitu kekafiran dan kezaliman. Melaknati misalnya dengan mengatakan: Laknat Allah atas orang kafir dan zalim

Sifat-sifat yang menyebabkan pelaknatan ada tiga, yaitu: Kekafiran, Bid’ah dan Kefasikan

9.   Nyanyian dan Syair

Adapun syair, maka perkataannya yang baik adalah baik dan perkataannya yang buruk adalah buruk. Tetapi berkonsentrasi penuh untuk syair adalah tercela.

Tujuan Syair ialah menyanjung atau mencela, yang terkadang mengandung dusta. Rasulullah pernah memerintahkan Hasan bin Tsabit al-Anshari untuk mencela orang-orang kafir dengan syair-syairnya.

Melebih-lebihkan sanjungan sekalipun tidak sepenuhnya benar tidak terkatagorikan dalam larangan berdusta.

Kesimpulannya, membaca syair tidak haram jika tidak mengandung kata-kata yang dibenci. Nabi SAW bersabda: ” Sesungguhnya diatara syair ada hikmah.”

10.   Senda Gurau

Asalnya tercela dan dilarang kecuali dalam kadar yang sedikit.

Rasulullah SAW bersabda: ” Janganlah berbantah-bantahan dengan saudaramu dan jangan bersenda gurau dengannya.”

Senda gurau merupakan upaya untuk menciptakan suasana baik yang didalamnya terdapat keramahan dan kebaikan, lalu mengapa dilarang? Maka ketahuilah, bahwa yang dilarang adalah senda gurau yang berlebihan atau terus menerus, karena bersenda gurau secara terus-menerus berarti sibuk dengan permainan dan hal sia-sia.

11.   Ejekan dan Cemoohan

Hal ini diharamkan, karena dapat menyakiti. Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka yang (mengolok-ngolok).” (al-Hujarat:11)

Arti ejekan adalah penghinaan, pelecehan dan penyebutan berbagai aib atau kekurangan untuk mentertawakannya. Begitu juga olok-olok, ini diharamkan jika orang yang diolok-olok merasa tersakiti, tetapi jika ia sendiri membuat dirinya menjadi olok-olokan dan mungkin malah senang dengan olok-olokan tersebut maka olok-olokan ini termasuk senda gurau.

12.   Menyebarkan Rahasia

Hal ini dilarang, karena dapat menyakiti dan meremehkan teman dan kawan. Al-Hasan berkata, “Termasuk khianat, apabila kamu menyebarkan rahasia saudaramu.”

Jadi menyebarkan rahasia adalah pengkhianatan. Ia diharamkan bila mengandung bahaya dan merupakan kehinaan sekalipun tidak mengandung bahaya.

13.   Janji Palsu

Sesungguhnya lidah sangat mudah memberikan janji. Sedangkan jiwa terkadang tidak memungkinkan untuk menepatinya sehingga janji itu teringkari. Hal ini termasuk salah satu tanda nifaq.

Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, tepatilah janji-janji (kalian).” (al-Ma’idah:1)

14.   Berdusta dalam Perkataan dan Sumpah

Ini termasuk dosa-dosa yang amat buruk dan aib yang keji. Ismail bin Wasith berkata: Aku mendengar Abu Bakar ash-Shiddiq ra berkhutbah setelah wafat Rasulullah saw. Ia berkata, “Rasulullah saw pernah berdiri ditempatku ini pada tahun pertama, kemudian Abu Bakar menangis seraya bersabda: “Sesungguhnya dusta membawa kepada kedurhakaan, sedangkan kedurhakaan menyeret ke neraka, dan sesungguhnya seseorang berdusta hingga ditulis disisi Allah sebagai pendusta.

15. Menggunjing (Ghibah)

Ghibah adalah kamu menyebut saudaramu dengan hak yang tidak disukainya seandainya ia mendengarnya, baik kamu menyebutnya dengan kekurangan yang ada pada badan, nasab, akhlak, perbuatan, perkataan, agama, atau dunianya, bahkan pada pakaian, rumah dan kendaraannya.

Hal-hal yang mendorong ghibah

  1. 1.      Melampiaskan kemarahan
  2. 2.      Menyesuaikan diri dengan kawan-kawan, bebasa-basi kepada teman, dan mendukung pembicaraan mereka.
  3. 3.      Ingin mendahului menjelek-jelekkan keadaan orang yang dikhawatirkan memandang jelek ikhwalnya di sisi orang yang disegani
  4. 4.      Keinginan bercuci tangan dari perbuatan yang dinisbatkan kepada dirinya.
  5. 5.      Ingin membanggakan diri
  6. 6.      Kedengkian.
  7. 7.      Bermain-main, denda gurau dan mengisi waktu kosong dengan lelucon
  8. 8.      Melecehkan dan merendahkan orang lain demi untuk menghinakannya.

16. Namimah (Menghasut)

Ketahuilah bahwa namimah umumnya dipakai untuk orang yang menyampaikan pembicaraan orang lain kepada orang yang dibicarakan.

Setiap orang yang diberitahu adanya namimah dan dikatakan kepadanya, sesungguhnya si fulan berkata tentang dirimu begini dan begitu, maka ada enam hal yang harus dilakukan:

  1. Tidak membenarkannya
  2. Melarangnya dari tindakan tersebut
  3. Membencinya karena Allah
  4. Tidak berprasangka buruk kepada saudara anda yang tidak hadir
  5. Tidak melakukan tajassus (pelacakan) untuk menyelidiki apa yang dibicarakan kepada anda
  6. Tidak merasa senang karena anda telah melarang penghasut itu dari perbuatannya dan tidak menceritakan namimahnya.

17.   Perkataan yang Berlidah Dua

Yaitu perkataan orang yang membolak-balikkan dua orang yang berselisih, dan kepada masing-masing ia mengatakan apa yang disetujuinya.

18.   Sanjungan

Terlarang dalam beberapa hal. Sanjungan dapat tersusupi oleh enam penyakit: empat diantaranya terdapat pada orang yang menyanjung sedangkan dua diantanya terdapat pada orang yang disanjung.

Penyakit yang terdapat pada orang yang meyanjung ialah:

  1. Ia berlebih-lebihan sehingga sampai pada kebohongan.
  2. Ia dapat tersusupi oleh riya’.
  3. Kadang-kadang ia mengatakan hal yang tidak sebenarnya dan hal yang tidak dapat dilihat.
  4. Bisa jadi ia membuat senang orang yang disanjung padahal ia orang yang zalim atau fasiq.

Adapun bagi orang yang disanjung adalah

  1. Ia mengakibatkan kesombongan dan ujub
  2. Jika disanjung dengan kebaikan maka ia menyenangi sanjungan dan merasa puas kepada dirinya.

19.   Kurang Cermat dalam Pembicaraan

Kelalaian dari kesalaha-kesalahan kecil dalam maksud perkataan terutama yang berkaitan dengan Allah dan sifat-sifat Nya atau hal-hal yang berkaitan dengan berbagai masalah agama, tidak dapat diluruskan kecuali oleh para ulama yang fasih.

20.   Melibatkan Diri Secara Bodoh pada Beberapa Pengetahuan dan Pertanyaan yang Menyulitkan

Hal-hal yang tidak diutamakan itu sangat ringan bagi hati, sedangkan orang awam merasa senang melibatkan diri pada pengetahuan, karena syetan menumbuhkan khayalan bahwa dirinya termasuk kalangan ulama dan orang yang memiliki keutamaan. Pertanyaan orang awam tentang masalah-masalah yang rumit dalam agama termasuk penyakit yang terbesar dan menjadi penyulut berbagai fitnah.